PERANAN DAN FUNGSI
BAHASA INDONESIA DALAM RAGAM TATA TULIS ILMIAH
Bahasa
berperan penting bagi kehidupan manusia, tidak hanya dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari, tetapi juga diperlukan untuk menjalankan segala
pemberitaan bahkan untuk menyampaikan pikiran, pandangan, dan perasaan.Hal ini
dikarenakan hanya dengan bahasa manusia mampu mengkomunikasikan segala hal. Ragam
bahasa ilmiah yang digunakan dalam karya tulis ilmiah harus mengikuti kaidah
tata Bahasa Indonesia dan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Standar
berbahasa yang perlu diperhatikan dalam ragam bahasa ini meliputi pemilihan
kata yang tepat, kalimat efektif, kepaduan paragraf, dan pedoman penulisan.
Peranan Bahasa
Indonesia dalam konteks ilmiah
Dalam
tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan buah
pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama dalam
bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan sistematika
penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan kebenarannya dapat dibuktikan dan
dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah identik dengan jenis
karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi,
tesis, dan disertasi. Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang
terpenting antara lain :
1. Dalam
hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis
menulis yang distandarisasikan yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
2. Dalam
hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti,
kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata.
3. Dalam
penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan
partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau
pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis
serangkai, seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun,
meskipun, sekalipun.
4. Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan
pemakaiannya, bahasa memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi,
kedudukan, serta lingkungannya. Ragam bahasa terdiri atas ragam lisan dan ragam
tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan tidak baku;
ragam tulis terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis tidak baku.
5. Dalam
penulisan Singkatan dan Akronim. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan
jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana
Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik. Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas
huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda
titik.
6. Dalam
penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat dapat
dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad teknologi.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut.
7. Dalam
pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik
dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik
("), tanda garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop (').
8. Dalam
pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.
Dalam
penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, juga harus mempertimbangkan
berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut sangat berpengaruh pada
penggunaan kata.