Halaman

Minggu, 08 Desember 2013

resensi novel

Judul Buku              : Cafe Stories
Pengarang              : Nalaa
Tahun Terbit           : 2013
Panjang Buku          : 18 cm 
Jumlah Halaman      : 182 Halaman
Penerbit                 : Penerbit Qanita, PT Mizan Pustaka 


Hiro 
kau datang dari kegelapan. Dewi bergaun putih pemegang kunci jiwa dan hatiku. Lalu, kau pergi. Aku hanya bisa menunggumu. Di meja cafe ini, berteman secangkir espresso dan coret - coretan tanganku, mengisahkan tentang mimpi-mimpi kita yang tertunda. Dan ketika muncul seorang perempuan bermata bintang haruskah aku tetap menunggumu ?

Lana 
Pejamkan matamu! Jangan lihat, jangan bicara! Aku bukan dewi yang kau puja dulu. Percuma kau termangu, aku tak lagi pantas untukmu. Tak lagi pantas untuk mimpi - mimpi indah selama ini kau coretkan dengan pensilmu. Berdiri dan melangkahkan dari meja penantianmu. Aku tak pantas untukmu. 

Alex 
Penulis yang antusias dengan postingan hiro di akun FBnya. 

Bahagia bukan karena aku memilikimu. Mulanya rintik kecil lalu hujan membadai. awalnya hanya itu sebelum jejak matahariku menguak dingin yang seperti selamanya merambati kulit ari dan nyaris membekukan otakku. cafe buku town square. kamis 10 mei 2012. Matahari sore yang kejam kehabisan energi manjajah bumi karena depakan awan hujan. Dua sahabat yang sudah lama tidak bertemu akhirnya dipertemukan lagi di cafe buku town square. sebelas menit tiga puluh delapan detik. waktu yang kucuri darimu. tak genap dua belas menit, tapi lebih dari cukup untuk membuat dua belas tahun ketiadaanmu dalam hidupku tertebus dan membuatku menyesali tahun - tahun yang kulewati tanpa melihat tawamu. Aku ingin membawamu ke sana. Kau pasti senang walau tak menyukai bunga - bunga. Kau tahu, apa yang paling kubenci saat ini ? Dua hal. Jarak dan waktu yang kulewati tanpamu. Dua hal yang tak memberiku kesempatan untuk melakukan apa yang ingin kulakukan. dua hal yang mengikatkan temali di leherku dan menambatkannya di galaksi yang jauh darimu. Saat semuanya sedang bahagia timbul masalah yang membuat kita terpisah lagi. Tapi aku masih manusia lemah. Tak bisa membaca isyarat Tuhan pada penolakan-Nya atas keinginan-keinginanku walau semua keinginanku adalah selalu tentang dan untuk kamu. Berapa kali harusnya seseorang melakukan sesuatu untuk cinta ? tak ada hitungannya kurasa, jika kau yakin bahwa cinta tak bersyarat. Ah, aku begitu malu mengatakannya. padahal aku tak pernah berbuat apa-apa untukmu. Aku berjanji akan menemukanmu. Aku keliru. Kaulah yang menemukanku. Seperti ketika kau bertanya siapa nama lengkapku. Kau kesulitan menyebut kata 'Nashirun' sehingga membuatnya terdengar sepenggal dan sengau. Aku selalu bertanya, setelah itu lalu apa ? setelah aku menemukanmu, lalu apa yang akan kulakukan ? Orang bilang, setelah cinta, datang kewajiban dan tanggung jawab. kewajiban untuk menjaga, melindungi, mengayomi, memelihara. Banyak sekali. Semuanya rumit dan tak semuanya aku bisa pahami. 

Akhir Cerita...
Hiro sudah remuk redam dihajar rasa bersalahnya sendiri, merasa tak lagi punya kekuatan untuk bertemu lana. selama persidangan pun, dia tak datang untuk sekadar menemani. sosok itu terlanjur mendekat sebelum hiro sempat merancang kata - kata selanjutnya. Hiro menggoyangkan pundaknya. Berusaha tenang. Berusaha terlihat wajar. 
" hai ", sapa lana.
 "alex baru saja kemari". 
" oh, " hanya itu. 
" dia bawa semur kentang. Enak banget. Bikinan dia sendiri. Diajari mama katanya." 
"iya"
Jam besuk terlalu singkat. dia tak ingin waktu yang dipersiapkan dengan pacu jantung yang tak stabil ini tersiakan. 
"hiro ", lana menggantungkan kalimatnya. mencuri jeda untuk mengambil napas.
"maukah kau menungguku?" 
hiro ternganga. tak percaya pada pendengaran sekaligus ingin mempercayai kata - kata itu. suara derit meningkahi. hiro terpanah pada pintu yang dibuka. lana berdiri dibelakangnya. menunjukkan lima jarinya yang terangkat lalu mulai menekuknya satu persatu. 
  Lima ... benarkah tak ada yang ingin kau katakan ?
  Empat ... Atau kau memang tak ingin menunggu ?
  Tiga ... Aku tidak memaksa karena kau tak meminta. 
  Dua ... Tapi beri aku jawaban atau aku yang akan tersiksa. 
  Satu... 
" ya." hiro mengucapkannya. Tanpa takut. tanpa ragu. " aku akan menunggumu."
Teng!!Teng!!
suara besi beradu itu tak lagi berarti ditelinga hiro. 
segenggam harapan terkepal didadanya. 
Alex kau benar tentang satu hal.
Aku baru akan mulai menulis ceritaku sendiri. 

Katakan, adakah yang lebih berharga dari kenangan ? - Cafe Stories

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN NOVEL 
  • kelebihan novel ini sangat bagus karena didalamnya banyak terdapat kata - kata yang bagus dan alur penceritannya juga baik. saat membacanya kita terbawa dengan alur ceritanya. 
  • kelemahan novel ini ada kata - kata yang sulit dipahami. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar